Smp adalah masa-masa yang menyenangkan dalam hidup manusia. Senang-senangnya main sama temen, kemana-mana semua sama temen, mungkin bagi sebagian besar remaja tapi tidak bagiku. Setiap pagi aku sekolah pulangnya ya main sama kucing, nonton kartun, baca komik, belajar, bikin pr, tidur. Tapi hari itu terasa beda. Aku merasa aneh dengan bentuk badanku, kenapa tubuhku lebih pendek dari yang lain sedangkan kakiku terlihat sangat panjang? setiap kali ku tanyakan pertanyaan itu, mama hanya menjawab mungkin iya itu kakinya memang kepanjangan. Ya itu mungkin saja tapi aku pun sadar ini tubuhku, aku yang merasakannya.
Hari semakin hari berganti, kulihat punggungku pun semakin aneh. Aku hanya bisa menangis sendiri di kamarku setiap pulang sekolah. Aku takut jika harus mengatakannya pada mama & papa. Tapi rasanya punggung ini semakin sakit. Hingga pada suatu malam saat aku mengerjakan pr, dadaku terasa begitu sakit, sangat sakit hingga aku kesulitan bernafas dalam waktu sepersekian menit. Ma..Pa.. apa yang harus iya lakukan? badan iya rasanya semakin sakit. Iya ga kuat Ma...Pa...
Hari semakin hari berganti, kulihat punggungku pun semakin aneh. Aku hanya bisa menangis sendiri di kamarku setiap pulang sekolah. Aku takut jika harus mengatakannya pada mama & papa. Tapi rasanya punggung ini semakin sakit. Hingga pada suatu malam saat aku mengerjakan pr, dadaku terasa begitu sakit, sangat sakit hingga aku kesulitan bernafas dalam waktu sepersekian menit. Ma..Pa.. apa yang harus iya lakukan? badan iya rasanya semakin sakit. Iya ga kuat Ma...Pa...
Hari itu aku melihat sosok yang bahkan hampir tidak ku kenali. Ia begitu kurus hampir seperti penderita anoreksia, matanya membentuk cekungan dalam berwarna hitam dan bengkak, rambutnya kusut & berantakan, itukah aku? itukah wajahku? apa benar ini aku? hal yang paling tidak kupercayai sendiri adalah bagaimana mungkin tubuhku menjadi seperti ini? seolah aku adalah huruf S. Aku tidak dapat berhenti menangis.
Mama lalu membawaku ke RS.Salak, disana aku menemui dokter peny.dalam dan dia menyarankanku agar rontgen, hasilnya menunjukan jika asam lambungku naik dan lambungku membengkak, tulangku berantakan dan mengalami pengapuran sehingga menyebabkanku kesulitan bernafas, hari itu juga dokter memvonisku skoliosis. Satu kata yang tidak ingin ku percayai, Tuhan malam itu aku menangis sejadi-jadinya, kenapa kau lakukan ini padaku? apa salahku? kenapa harus aku?
Lama setelah itu aku pun mulai hilang kendali, setiap kali rasa sakit itu menyerangku aku membenturkan punggungku ke tembok kamar, memukuli kepalaku dan ketika aku kesulitan bernafas aku memukuli dadaku, berharap rasa sakit itu hilang. Berharap semuanya kembali normal.
liburan kelas 2 smp aku di bawa ke pengobatan tradisional cimande oleh uwa ku. Disana ia mengatakan kalau aku tidak di rawat di sana maka besar kemungkinan aku akan lumpuh dan cacat. Hatiku seolah tersayat ketika itu. Bagaimana mungkin aku akan menjadi lumpuh? Air mata mengalir deras di pipiku. Kakak menenangkanku. Tangan dan kakiku lalu di tarik, lalu tulang belikatku di dorong dan rasanya. Oh Tuhan aku bahkan hampir mati rasa karenanya. Sekeras apapun aku menjerit, mereka tidak berhenti melakukanya, sakit, memar, tangan dan kakiku sulit di gerakan, aku bahkan kesulitan untuk memalingkan kepalaku. Malam itu dan malam-malam setelahnya aku merasakan kesakitan yang teramat sangat, aku bahkan tidak dapat tidur. 2 tahun sudah ku lewati dengan terapi ke cimande, aku rela raport kelas 3 semester 1 ku berantakan. Tapi apa? rasa sakit itu masih tetap ada, mungkin derajat kemiringannya berkurang tapi tidak dengan sakitnya.





Cup...cup...sabar y sayang ;*..ingat Alloh g akn mguji hmba-Nya melebihi batas kmampuan sang hamba
BalasHapusbenarkah?
BalasHapuskadang aku mempertanyakannya sendiri